8 Fakta Menarik dari "Tere Liye" Jika bercita cita Jadi Penulis


SETIAP orang memiliki hobi yang berbeda-beda. Hobi bisa saja menjadi passion. Membaca, menulis, nonton, traveling, dan masih banyak hobi unik lainnya. Bagaimana dengan menulis? Siapa yang memiliki hobi tersebut. Banyak juga. Namun, yang memiliki komitmen untuk terus menulis itulah yang akan menjadikan hobi tersebut semakin bermanfaat, minimal untuk dirinya sendiri.

Banyak sekali penulis Indonesia yang menyebarkan pengetahuan mereka tentang tulis-menulis untuk masyarakat. Mereka merasa terpanggil jiwanya untuk menularkan virus melalui tulisan yang positif. Salah satu alasan kenapa penulis-penulis yang telah berhasil ini sharing tentang perjalanan buku-buku mereka hingga best-seller adalah mengajak generasi muda untuk ikut serta berkarya.

Penulis Indonesia yang produktif dan sering melakukan talk-show tentang kepenulisan diantaranya: Dewi “Dee” Lestari, Tere Liye, Seno Gumiro Adjidarma, Sapardi Djoko Damono, Bernard Barubara, A.S. Laksana, Ollie, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, dan masih banyak lagi penulis lainnya. Para penulis tadi, mereka dari generasi dan genre yang berbeda-beda. Namun, karya mereka mampu menginspirasi banyak orang, khususnya pembaca yang memiliki hobi menulis. Siapa yang tidak mau tulisannya suatu hari ada di toko buku bersanding dengan tulisan mereka?

Ada beberapa kesempatan menarik yang diperoleh mahasiswa yang berdomisili di Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Salah satunya saya. Karena pada saat itu, Tere Liye beberapa kali diundang di acara kampus, seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Islam Indonesia. Acara ini terbuka untuk mahasiswa lain dari luar universitas tersebut dan umum.

Berikut ini beberapa fakta menarik yang saya dapatkan ketika bertemu dan belajar langsung dengan Tere Liye.


1.    Tere Liye ternyata adalah seorang lelaki yang sederhana



Tere Liye. Perempuan? Waktu awal sekali banyak orang mengira bahwa Tere Liye adalah perempuan, karena di setiap buku-bukunya ia tidak pernah membubuhkan foto. Orang memiliki angan-angan kalau ia adalah seorang perempuan. Namun, semenjak ia muncul di ruang publik, asumsi itu patah. Ia adalah laki-laki mungil, bermata sipit, sederhana, dan sering menggunakan peci sebagai penutup rambut (yang akan kalian temui untuk beberapa kali pertemuan), jeans, dan kaos. Sangat sederhana. Di sekitar kita sosok ini mungkin ada di mana-mana. Namun, ia memiliki ciri khas, kharismatik dengan gaya bertutur katanya.



2.   Tere Liye pernah ditolak penerbit, tapi dia tidak menyerah dan terus mencoba

Setelah memberikan ulasan tentang menulis dan cerita bagaimana buku-bukunya sekarang beredar di masyarakat, sesi tanya jawab dibuka. Ternyata dulu sebelum Tere Liye berhasil menerbitkan beberapa bukunya, naskahnya sempat ditolak oleh salah satu penerbit. Ketika itu, ia tidak patah semangat dan terus mengirimkan naskah ke penerbit lain. Ketika akhirnya naskahnya diterima oleh salah satu penerbit, ia pun berhasil menerbitkan buku. Respon dari masyarakat sangat bagus dan akhirnya sampai sekarang Tere Liye menjadi penulis yang produktif. Jadi, untuk penulis awal, jangan patah semangat jika naskahmu ditolak. Perbaiki lagi dan dan cobalah tawarkan kembali kepada penerbit yang sesuai dengan naskahmu.



3.   Bagi Tere Liye, writer’s block bukanlah hambatan untuk menulis

Menurutnya, writer’s block hanya kemalasan dari seorang penulis. Apapun yang terjadi tetap menulis. Writer’s block hanya istilah yang seharusnya tidak membuat penulis mati untuk meneruskan idenya. Apapun yang kamu hadapi, sebenarnya jawabannya ada di diri kamu sendiri. Kenapa bisa mandeg? Kamu yang harus bisa mengatasi dengan cara masing-masing. Misalnya dengan mencari suasana lain atau refreshing dahulu.



4.   Setiap orang punya gayanya masing-masing dalam menulis

Sebenarnya, gaya setiap orang berbeda-beda dalam menulis. Jadilah dirimu sendiri dan gunakan gayamu sendiri ketika menulis.


5.   Penulis dilarang malas

Menurut  Tere Liye, orang yang sudah berkomitmen menjadi penulis dilarang memiliki kata: MALAS. Bisa menulis karena terbiasa. Menulis itu butuh latihan. Tulisanmu akan berkembang dan lebih baik seiring kemauan dirimu untuk terus menulis dan belajar. Saat hobi sudah menjadi passion, lama-kelamaan virus writing holic berubah menjadi writing addict. Sehari saja tidak menulis, membuat hati resah.



6.   Tetaplah menulis meskipun hasilnya kurang memuaskan

Gambar diambil dari inspiyr.com

Tetaplah menulis meskipun ide mandeg sesaat. Carilah celah-celah untuk menembus kebuntuan itu dengan tetap menulis sendiri. Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Selama kamu berusaha dengan sungguh-sungguh, tulisan yang kamu timbun itu tidak akan sia-sia, minimal buatlah cerita yang bisa menemani pembaca. Sejak dulu Tere Liye sudah suka menulis dan itu bermula dari hobi yang kemudian membawa cerita-ceritanya menjadi menginspirasi banyak orang.



7.   Buatlah outline untuk tulisanmu

Jika sudah mengikrarkan menjadi penulis, ada trik khusus lagi, buat outline cerita setiap babnya (novel) kemudian kembangkan. Outline dalam menulis sangat membantumu mengatur jalan tulisanmu.


8.  Peka terhadap sekitar


Kita diajari menulis semenjak masuk pre-school. Belajar membaca dan menulis, kemudian diajari membuat cerita saat sekolah dasar hingga menengah. Ilmu itu berkembang, tidak hanya didapat dari bangku sekolah formal. Untuk menjadi penulis yang profesional, kamu juga harus peka dengan keadaan sekitar. Misalnya peka terhadap hal-hal yang dianggap sepele oleh banyak orang dan perasaan serta fakta yang ada di lingkungan masyarakat. Mudah sekali membuat cerita –kalau selesai sampai ending. Namun, cerita yang hidup itu membutuhkan perasaan yang terlibat di dalamnya.



Selamat mencoba trik menulis yang diberikan Tere Liye. Kunci utamanya adalah praktik dan praktik.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "8 Fakta Menarik dari "Tere Liye" Jika bercita cita Jadi Penulis "

Post a Comment