Makan Di Warung yang Jual Minuman Keras


Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يَقْعُدْ عَلَى مَائِدَةٍ يُدَارُ عَلَيْهَا الْخَمْرُ
Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah dia duduk di hidangan makanan yang di sana disediakan khamr. (HR. Ahmad 15027, Turmudzi 2801 dan dishahihkan al-Albani).
Hadis ini yang menjadi dasar larangan makan di warung atau rumah makan yang menyediakan khamr.
Bagaimana jika tidak ada warung lain?
Kita simak penjelasan Syaikh Ubaid al-Jabiri.
Beliau pernah ditanya tentang hukum makan di restoran yang menjual khamr.
Jawaban beliau,
أقول: هنا حالتان:
الحالة الأولى: أن تكون مُضطرًا؛ فليس عندك مكانٌ تأكل فيه إلا هذا المطعم؛ فإنه في هذه الحال لا بأس عليك -إن شاء الله-. والذي يظهرُ أنك منكرٌ لهذا الصنيع بقلبك؛ هذا كافي.
الحال الثانية: أن يُمكنك أن تأكل طعامك في مكان آخر؛ كأن يوجد مطعم لا يُباع فيه خمر، أو تستطيع حمل الطعام إلى مكانٍ آخر؛ إلى البيت، أو إلى حديقة، أو إلى أي مكان؛ ففي هذه الحالة لا تأكل في مطعمٍ يُباع فيه الخمر.
Menurut saya, hukum semacam ini ada dua,
Pertama, kondisinya anda terpaksa, anda tidak memiliki tempat lain untuk makan selain restoran itu. Dalam kondisi ini, tidak masalah makan di sana – insyaaAllah-. Selama anda mengingkari tindakan pemilik warung ini dalam hati, itu sudah cukup.
Kedua, masih memungkinkan bagi anda untuk makan di tempat lain. Misalnya, anda masih menemukan restoran yang tidak menjual khamr, atau anda bisa membungkus makanan ke tempat lain, ke rumah atau ke taman, atau ke tempat lain. Dalam kondisi ini, anda tidak boleh makan di restoran yang menjual khamr.
Anda bisa terapkan solusi kedua. Silahkan beli di warung itu, tapi tidak boleh di makan di sana. Anda cukup bungkus dan dimakan di tempat lain.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makan Di Warung yang Jual Minuman Keras"

Post a Comment